Sabtu, 14 April 2012

Tahapan-tahapan pembelajaran PAI

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Tahapan-Tahapan Pembelajaran PAI
1. Analisis Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi
            Langkah atau tahapan pertama dalam desain pengembangan pembelaran adalah melakukan analisis tujuan dan karakteristik bidang studi. Aspek-aspek penting yang akan dibahas dalam langkah ini mencakup pengertian tujuan dan karakteristik bidang studi. Klasifikasi tujuan dikaitkan dengan klasifikasi tipe isi bidang studi dan struktur isi bidang studi. Hasil analisis ini akan menjadi masukan untuk menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.
a.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya mengacu pada hasil pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil yang diharapkan, tujuan pembelajaran harus ditetapkan lebih dulu sehingga semua upaya pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan.
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang sejalan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro, yakni tujuan pembelajaran umum dan khusus.
Tujuan umum pembelajaran merupakan pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diharapkan. Tujuan umum mengacu pada keseluruhan semua isi bidang studi, yaitu pada struktur orientasi bidang studi.karena itu,tujuan pembelajaran umum akan mempengaruhi strategi pengorganisasian pembelajaran secara makro.
Tujuan khususpembelajaran merupakan pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan. Tujuan khusus mengacu pada konstruksi tertentu (misalnya fakta, konsep, prosedur, atau prinsip) dari suatu bidang studi PAI. Karena itu, tujuan pembelajaran khusus akan banyak mempengaruhi strategipengorganisasian mikro.
Tujuan umum dapat dipilih menjadi dua, yaitu tujuan orientatif  dan tujuan pendukung. Tujuan orientatif menekankan pada pembelajaran yang berkaitan dengan pemahaman struktur orientasi isi bidang studi, yang mencakup keseluruhan konstruk penting serta kaitan antarisi bidang studi. Tujuan pendukung merupakan spesifikasi isi bidang studi dan perilaku peserta didik yang dapat memudahkan pencapaian tujuan orientatif.
b.      Karakteristik Bidang Studi PAI
Analisis karakteristik bidang studi mencakup tipe isi bidang studi dan struktur isi bidang studi. Tipe isi bidang studi sebagai konstruk isi bidang studi meliputi: (1) fakta, (2) konsep, (3) prinsip, (4) prosedur. Fakta ialah asosiasi antara onjek, peristiwa, atau simbol yang ada atau yang mungkin ada dalam lingkungan nyata atau imajinasi; misalnya, Makkah al-Mukarromah sebagai kota suci umat Islam. Konsep ialah sekelompok objek, peristiwa, atau simbol yang memiliki karakteristik umum yang sama dan yang diidentifikasi dengan nama yang sama, misalnya konsep tentang manusia, ibadah, hari akhir, surga, neraka. Prinsip ialah hubungan sebab akibat antar konsep, misalnya hubungan diciptakannya manusia dengan perintah ibadah, hubungan perintah shalat dengan pencegahan perbuatan keji dan munkar. Prosedur ialah urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu, atau membuat sesuatu, misalnya prosedur menetapkan hukum dalam Islam terhadap suatu masalah. Untuk menetapkan hukum terhadap suatu masalah dalam Islam, disamping harus melalui prosedur tertentu juga harus berdasarkan Al-Quran, Hadits, Ijma, dan Qiyas.

c.       Struktur Isi Bidang Studi
Struktur isi bidang studi berarti hubungan antar isi bidang studi. Struktur isi bidang studi bermanfaat bagipemilihan dan pengembangan strategi pengorganisasian pembelajaran secara optimal. Strategi ini berkaitan dengan memilih, menata urutan, membuat rangkuman, dan menyintesis isi-isi bidang studi yang terkait.
Perancang pembelajaran dan ahli bidang studi telah menyadari pentingnya tahap analisis struktur bidang studi untuk keperluan perancangan pembelajaran. Pada awalnya, perancang pembelajaran. Pada awalnya, perancang pembelajaran cenderung menggunakan analisis isi dan tugas yang didasarkan pada teori belajar kumulatif dan herarki belajar. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa analisis ini ternyata kurang memadai lagi untuk keperluan pengembangan strategi pengorganisasian pembelajaran tingkat makro. Herarki belajar lebih memadai untuk pengorganisasian pembelajaran tingkat mikro.
Pengembang teori pembelajaran memperkenalkan karakteristik yang lain dari struktur bidang studi, yang pengembangannya didasarkan pada hubungan antar bagian isi bidang studi. Secara umum struktur isi bidang studi dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Struktur orientasi yang meliputi struktur konseptual, struktur prosedural, dan struktur teoritik;
2.      Struktur pendukung/pelengkap yang meliputi struktur konseptual, struktur  prosedural, struktur teoritik, dan struktur belajar;
3.      Struktur ganda dapat menggabungkan struktur orientasi dan struktur pendukung menjadi bentukstruktur baru.
Struktur orientasi adalah struktur yang mencakup seluruh atau sebagian besar isi bidang studiyang akan diajarkan. Fungsi struktur ini memperkenalkan semua bagian bidang studiyang penting, yang dapat dijadikan kerangka untuk mengaitkan bagian-bagian isi yang lebih rinci. Struktur ini sejalan dengan tujuan umum orientasi. Dengan melihat struktur orientasi bidang studi, peserta didik akan memperoleh gambaran umum mengenai apa yang akan dipelajari. Sebagai contoh: pembelajaran akhlak, mencakup akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, dan akhlak terhadap makhluk lain dan lingkungan alam sekitar, serta bentuk dan rincian akhlak masing-masing.
Struktur pendukung adalah struktur yang berisi fakta, konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang dapat dimasukkan ke dalam struktur orientasi. Struktur ini sejalan dengan tujuan umum pendukung. Sebagai contoh: tata cara akhlak terhadap Allah mencakup manusia sebagai hamba Allah, tujuan manusia diciptakan Allah, dan tujuan akhir kehidupan manusia yang merupakan pendukung pembelajaran akhlak terhadap Allah.
Struktur ganda adalah struktur yang menunjukkan kaitan di antara struktur bidang studi yang merupakan gabungan dari struktur orientasi dan struktur pendukung. Struktur ini memasukkan hampir semua isi bidang studi yang penting mulai dari fakta, konsep, prosedur, sampai prinsip. Sebagai contoh: pembelajaran akhlak, kaitan antara akhlak terhadap Allah beserta tata cara berakhlak kepada Allah dengan akhlak terhadap sesama manusia dan tata caranya. Begitu pula kaitan akhlak terhadap manusia beserta tata caranya dengan akhlak terhadap sesama makhluk Allahdan lingkungan alam sekitarnya.
Struktur konseptual adalah suatu struktur yang emnunjukkan hubungan lebih tinggi, setingkat, atau lebih rendah diantara konsep-konsep tersebut. Struktur konseptual pada hakikatnya memuat konsep-konsep bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi konseptual. Tipe struktur konseptual mencakup taksonomi bagian, taksonomi jenis, dan matrik atau tabel. Taksonomi bagian adalah struktur konseptual yang menunjukkan bahwa konsep- konsep memiliki subkonsep atau bagian dari suatu konsep. Taksonomi jenis adalah struktur konseptual yang menunjukkan bahwa konsep-konsep tersebut merupakan varietas dari suatu konsep. Matriks atau tabel merupakan struktur konseptual yang menunjukkan kombinasi dari dua taksonomi atau lebih.
Struktural prosedural adalah struktur yang menunjukkan hubungan prosedural antar bagian dalam suatu bagian bidang studi. Struktur ini memuat isi bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi prosedural. Ada dua tipe struktur ini, yaitu struktur prosedural prasyarat dan struktural prosedural putusan. Struktur prosedural prasyarat menunjukkan hubungan prosedural dan urutan untuk menampilkan langkah-langkah suatu prosedur kerja. Sebagai contoh: untukmengambil suatu hukum Islam, ada prasyarat yang harus ditempuh sebelum menempuh syarat berikutnya. Struktur prosedural putusan menunjukkan hubungan prosedural yang diperlukan dalam mengambil keputusan dalam situasi dan kondisi tertentu. Sebagai contoh: untuk mengambil keputusan hukum dalam Islam, dalam kondisi prasyarat tidak terpenuhi, bagaimana mengambil langkah pengambilan keputusan.
Struktur teoritik adalah sturktur yang menunjukkan rangkaian hubungan kausal di antara konsep-konsep atau prinsip-prinsip. Hubungan tersebut biasanya ditunjukkan melalui diagram yang dilegkapi anak panah untukmenunjukkan hubungan sebab akibat. Struktur ini memuat isi bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi teoritik. 
Struktur belajar adalah struktur yang menunjukkan hubungan prasyarat belajar di antara fakta, konsep, dan prinsip. Misalnya, suatu konsep merupakan prasyarat untuk belajar prinsip. Struktur belajar mendeskripsikan pengetahuan apa yang harus diketahui lebih dulu sebelum pengetahuan yang lain dapat dipelajari.


d.      Langkah-langkah Analisis Tujuan dan Isi Bidang Studi
1.      Identifikasi dan analisis tujuan. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui tujuan orientatif pembelajaran, apakah bersifat konseptual, prosedural, atau teoritik.
2.      Identifikasi tipe isi bidang studi. Langkah ini didasarkan pada tujuan orientatif yang ditetapkan.
3.      Pembuatan struktur orientasi bidang studi.
4.      Analisis tujuan pendukung.
5.      Identifikasi tipe isi pendukung.
6.      Pembuatan struktur pendukung didasarkan hasil analisis isi pendukung.
7.      Pembuatan struktur ganda yang merupakan integrasi dari berbagai struktur isi bidang studi.
2. Analisis Sumber Belajar
            Analisis sumber belajar bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber belajaryang tersedia dan dapat dipakai untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada peserta didik. Sumber belajar mencakup semua sumber yang dapat digunakan oleh peserta didik agar terjadi perilaku belajar. Dengan demikian, sumber belajar dapat diklasifikasikan menjadi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
            Pesan ialah informasi yang akan disampaikan. Pesan dapat ide, fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Dalam konteks pembelajaran, pesan terkait dengan isi bidang studi yang ada dalam kurikulum. Pesan dapat disampaikan dengan menggunakan komponen alat yang lain.
            Orang adalah semua yang terlibat dalam penyimpanan atau penyampaian pesan, yang bisa berupa guru, dosen, siswa, mahasiswa, dan narasumber lain yang termasuk dalam kelompok ini.
            Bahan adalah perangkat lunak yang berfungsi menyimpan pesan sebelum disalurkan dengan menggunakan alat yang telah dirancang, misalnya transparansi dan kaset. Kadang-kadang bahan juga bisa menyajikan pesan tanpa perantara alat, misalnya buku teks, surat kabar, jurnal, majalah, dan sebagainya.
            Alat adalah perangkat keras yang bisa digunakan untuk menyalurkan pesan yang tersimpan dalam bahan.
4.      Menetapkan Tujuan Belajar dan Isi Pembelajaran
Tujuan khusus pembelajaran bermanfaat mempreskripsikan strategi pengorganisasian pembelajaran tingkah mikro. Tujuan khusus akan menjadi arah isi bidang studi yang akan disajikan dan cara mengorganisasikan.
Kondisi dalam tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang secara khusus yang secara khusus diberikan atau tidak diberikan ketika peserta didik menampilkan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan. Sesuatu yang dimaksudkan bisa berupa bahan atau alat, informasi, dan atau lingkungan.
5.      Menetapkan Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran
Kajian strategi pengorganisasian pembelajaran ini akan ditekankan pada pembelajaran tingkat mikro dan makro, serta strategi pembelajaran kegiatan peserta didik. Kajian strategi pengorganisasian dimulai dari teori dan model pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro dan tingkat mikro. Strategi makro untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi. Strategi mikro untuk menata urutan sajian isi pembelajaran.
Peristiwa pembelajaran merupakan proses internal tindakan belajar melalui beberapa tahapan dengan menggunakan metode pembelajaran yang mengikuti urutan tertentu. Peristiwa-peristiwa pembelajaran mempreskripsikan kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk setiap kapabilitas yang akan dipelajari.
Strategi Makro
            Strategi pembelajaran tingkat makro memusatkan pada cara-cara penanganan empat bidangmasalah, yang disebut 4S, yakni selection, sequencing, synthesizing, dan summary. Kajian-kajian terhadap empat aspek tersebut dilakukan secara terpisah sesuai dengan penekanan salah satu aspek dari aspek tersebut.
a.       Herarki Belajar
Menekankan pada aspek penataan urutan dengan memunculkan gagasan mengenai prasyarat belajar atau disebut juga hirarki belajar.
b.      Analisis Tugas
Cara lain yang dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan isi bidang studi adalah analisis tugas, yakni urutan untuk menampilkan tugas-tugas belajar.
c.       Teori Skema
Memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru dengan cara mengaitkan atau mengintegrasikan struktur kognitif lama yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Hasil struktur kognitif yang baru akan menjadi assimilative schema pada proses belajar berikutnya.
d.      Subsumptive Sequence
Cara membuat urutan isi pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Urutan pembelajaran tersebut lebih dikenal dengan istilah subsumptive sequence.


e.       Kurikulum Spiral
Dapat digunakan sebagai cara pengorganisasian tingkat makro. Dengan konsep kurikulum spiral, pengurutan pembelajaran dimulai dari isi yang bersifat umum kemudian secara berkala menuju ke isi pembelajaran yang rinci.
f.       Webteaching
Webteaching sebagai prosedur untuk menata urutan isi bidang studi,menekankan pentingnya struktur pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dan struktur isi bidang studi yang akan dipelajari. Dengan perkataan lain, pengetahuan baru, secara bertahap diintegrasikan dengan struktur pengetahuan yang telah dimiliki.
g.      Teori Elaborasi
Teori ini mempreskripsikan cara pengorganisasian pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Urutan ini dimulai dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari) kemudian mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Konteks pembelajaran selalu ditunjukkan dengan menampilkan sintesis secara bertahap. Tiap komponen strategi yang diintegrasikan ke dalam model elaborasi.
Model Elaborasi
Analogi
Orang yang belajar biasanya memulai pandangan sesuatu secara menyeluruh yang menunjukkan bagian-bagian utama, hubungan antar bagian tanpa memberikan perhatian khusus pada hal-hal yang rinci. Setelah gambaran menyeluruh diperoleh, kemudian mengarahkan perhatian kepada suatu bagian dan terus mengarah ke bagian-bagian utama lain serta hubungan antar bagian.
Langkah berikutnya kemungkinan seseorang bisa mengamati rincian tiap bagian atau dapat pula mengamati ulang secara keseluruhan untuk melihat kembali keterkaitan antar bagian  dari seluruh gambar.
Langkah-langkah Pembelajaran yang Diorganisasikan dengan Model Elaborasi
a.       Pembelajaran dimulai dengan menyajikan kerangka isi dari struktur yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi.
b.      Elaborasi tahap pertama dengan mengelaborasi tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang penting. Elaborasi diakhiri dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup konstruk yang baru diajarkan.
c.       Pemberian dan rangkuman dan sintesis eksternal pada akhir elaborasi tahap pertama. Rangkuman berisi pengertian singkat mengenai konstruk yang diajarkan dan pensintesis menunjukkan hubungan penting antarbagian yang dielaborasi dan hubungan antar bagian dengan kerangka isi.
d.      Elaborasi tahap kedua mengelaborasi bagian elaborasi tahap pertamadengan meningkatkan kedalaman pemahaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Elaborasi tahap kedua juga disertai rangkuman dan pensintesis.
e.       Pemberian rangkuman dan pensintesis eksternal pada akhir elaborasi tahap kedua.
f.       Setelah elaborasitahap kedua disajikan, disintesiskan, dan diintegrasikan ke dalam kerangka isi. Pola ini dapat diulang pada elaborasi tahap ketiga dan seterusnya sesuai tingkat kedalaman yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran.
g.      Tahap akhir pembelajaran disajikan kembali kerangka isi untuk mensintesiskan keseluruhan isi bidang  studi yang telah diajarkan.



6.      Menetapkan Strategi Penyampaian Isi Pembelajarn
Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran sekaligus menerima respons masukan dari peserta didik. Karena fungsinya sebagai penyampai, strategi ini juga disebut metode untuk  melaksanakan pengajaran.
Ada tiga komponen dalam strategi penyampaian: (1) media pembelajaran, (2) interaksi peserta didik dengan media, dan (3) bentuk belajar mengajar. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian berupa orang, alat, atau bahan yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik. Interaksi peserta didik dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan yang dilakukan peserta didik dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar. Bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada apakah peserta didik dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, atau mandiri.
Media Pembelajaran
Cara mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai strategi penyampaian, antara lain (1) tingkat kecermatan representasi suatu media, (2) tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan suatu media, (3) tingkat kemampuan khusus yang dimiliki suatu media, (4) tingkat motivasi yang mampu ditingkatkan media, dan (5) tingkat biaya yang diperlukan dalampembuatan suatu media.



2.2. Strategi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran PAI
            Mengajar adalah penciptaan sistem lingkuangan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
            Setiap sistem lingkungan atau setiap peristiwa belajar-mengajar mempunyai “profil” yang unik, yang mengakibatkan tercapainya tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Atau, kalau dikatakan secara terbalik, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.
            Tujuan-tujuan belajar yang pencapainya diusahakan secara eksplisit dengan tindakan instruksional tertentu dinamakan instruksional effect, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan-tujuan yang merupakan hasil pengiring, yang tercapainya karena siswa “menghidupi”  suatu sistem lingkungan belajar tertentu, seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif atau sikap terbuka menerima pendapat orang lain, dinamakan nurturant effect. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu guru biasanya memilih satu atau lebih strategi belajar-mengajar.
            Strategi belajar-mengajar adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru-murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.

Klasifikasi Strategi Belajar-Mengajar
1.      Pengaturan guru dan siswa
Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran oleh seorang guru atau oleh suatu tim, selanjutnya dapat pula dibedakan apakah hubungan guru-murid terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara media, baik media cetak ataupun visual. Sedangkan dari segi siswa dapat dibedakan pengajaran klasikal (kelompok besar), kelompok kecil (5-7 orang siswa), atau pengajaran perorangan.
2.      Struktur peristiwa belajar-mengajar
Struktur peristiwa belajar-mengajar dapat bersifat tertutup, dalam arti segala sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat; dapat juga bersifat terbuka, dalam arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
3.      Peranan guru-murid didalam mengolah pesan
Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan “telah siap” (telah diolah secara tuntas oleh guru sebelum disampaikan) dinamakan bersifat ekspositorik , sedangkan yang mengharuskan pengolahan oleh siswa dinamakan heuristik.
4.      Proses pengolahan pesan
Peristiwa belajar-mengajar yang bertolak dari yang umum untuk dilihat keberlakuannya atau akibatnya pada yang khusus dinamakan strategi belajar-mengajar  yang bersifat deduktif , sedangkan strategi belajar-mengajar yang ditandai oleh proses berpikir yang bergerak dari khusus ke umum dinamakan strategi belajar-mengajar yang bersifat induktif.



5.      Tujuan belajar
Ada 5 macam kemampuan hasil belajar:
a.       Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik)
b.      Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memcahkan masalah.
c.       Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
d.      Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah,antara lain keterampilan menulis,mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
e.       Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosiaonal yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.
2.3.   Langkah-Langkah Sebelum Mengajar Dalam Pembelajaran PAI
1. tahap sebelum pengajaran
            Dalam tahap ini guru-guru harus menyusun: program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semerter atau catur wulan pelaksanaan kurikulum, program satuan pelajaran dan perencanaan program pengajar.
2. tahap pengajaran
            Dalam tahap ini berlangsung antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa group atau siswa secara individual. Rentangan interaksi ini berada di antara dua kutub yang ekstrim yaitu suatu kegiatan yang berpusat pada guru dan kegiatan yang berpusat pada siswa.

3.tahap sesudah pengajaran
Tahapinimerupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan siswa. Faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tahap pengajaran:
a.       Faktor lingkungan
1). Ciri-ciri masyarakat
2). Ciri-ciri sekolah
3). Ciri-ciri murid
4). Pengaruh kebijakan pemerintah dan sekolah
5). Sumber yang diperlakukan
b.  Faktor perilaku guru
     Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Guru sebagai pemegang kunci yang sangat menentukan proses keberhasilan belajar siswa.

DOWNLOAD file ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar